Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi
Makalah ini diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas Terstruktur pada mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran Biologi
Disusun oleh:
Cep Zaki Mubarok
|
(1210206020)
|
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji
serta syukur bagi Allah S.W.T. Yang telah menciptakan berbagai macam zat. Dari
ciptaan-Nya tersebut manusia dapat mengembangkan teknologi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dan berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
pada pimpinan para Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad S.AW., semoga kita mendapat
syafa’atnya di yaumul hisab kelak.
Sebagai
tenaga pendidik (guru) kelak, selain harus menguasai konsep, peran serta fungsi
sebuah pembelajaran, seorang guru juga dituntut mampu menguasai konsep
pembelajaran apa yang ia kuasai (Biologi). Dalam pembelajaran Biologi terdapat Metode
Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi. Untuk
lebih memperjelas pemahaman materi ini maka
saya membuat makalah berjudul “Metode
dan Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi” yang disusun untuk memenuhi
Tugas Mandiri pada mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran Biologi dengan maksud untuk memperluas pemahaman terutama
pada pembahasan yang disajikan.
Sebagai
manusia biasa saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangatlah berarti bagi saya
demi berhasilnya makalah yang lebih baik.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Mahasiswa ataupun Mahasiswi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, dan umumnya untuk pembaca sekalian. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
|
Bandung, 1 Juni 2011
Penulis
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Metode dan Pendekatan.................................................. 2
1.
Metode.......................................................................................... 2
2.
Pendekatan.................................................................................... 3
3.
Hubungan
Metode dan Pendekatan.............................................. 4
B. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran
Biologi.................. 5
1.
Metode
dalam Pembelajaran Biologi............................................. 8
2.
Pendekatan
dalam Pembelajaran Biologi...................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 17
A. Kesimpulan......................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................ .... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam
pembelajaran terdapat meode yang menuntut seorang guru untuk menguasai materi
dan menyampaikan materi kepada siswa dengan suatu cara tersendiri agar siswa
mudah memahaminya. Selain itu terdapat pula pendekatan, yaitu titik tolak
seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Apa pendekatan melalui
siswa sebagai subyek atau obyek. Selain Metode dan Pendekatan, terdapat pula
sistem dan strategi pembelajaran yang mencerminkan peran guru dalam
pembelajaran dan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
Oleh
karena itu, dalam makalah yang berjudul “Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran
Biologi” Kami akan membahas tentang bagaimana metode dan pendekatan
diterapkan loeh seorang guru Biologi dalam menyampaikan materi agar siswa mudah
dipahami dan dimengerti.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Metode dan Pendekatan ?
2.
Bagaimana
hubungan antara metode dan Pendekatan ?
3.
Bagaimana
Metode dan Pendekatan digunakan dalam pembelajaran biologi ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mampu
memahami pengertian Metode
dan Pendekatan.
2. Mampu
memahami bagaimana hubungan hubungan
antara metode dan Pendekatan.
3. Mampu
memahami bagaimana Metode
dan Pendekatan digunakan dalam pembelajaran biologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode dan Pendekatan
1. Metode
Metode adalah cara yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Metode mengajar
ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru. Dengan
kata lain terciptalah interaksi edukatif untuk memancing keaktifan siswa dalam
kelas. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai pembimbing sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.proses interaksi ini akan
berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karena
itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa.
Metode mengajar tidak
bisa berdiri sendiri( masing-masing), proses balajar mengajar yang baik hendaklah mempergunakan berbagai jenis metode
mengajar secara bergantian dan tidak monoton metode itu saja juga untuk saling
membantu satu sama lain. Suatu metode tidak seutuhnya sempurna tetapi ada kelemahan dan keunggulannya juga, tugas
guru iialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan prose belajar
mengajar yang maksimal dan untuk ketentraman siswa. Ketepatan penggunaan metode
mengajar tersebut sangat bergantung
kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar
mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yang
tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan
dalam jumlah yang kecil.ada juga yang tepat digunakan didalam kelas atau di
luar kelas.
2. Pendekatan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang
telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman
dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu :
- Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
- Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur
tersebut adalah:
- Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
- Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
3. Hubungan Metode dan Pendekatan
Dalam proses pembelajaran dikenal
beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang
merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan
pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik
pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini
akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan
kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,
langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu
pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula
dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan.
Pendekatan
dan metode yang dipilih guru dalam memberikan suatu materi pelajaran sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Tidak pernah ada satu
pendekatan dan metode yang cocok untuk semua materi pelajaran, dan pada umumnya
untuk merealisasikan satu pendekatan dalam mencapai tujuan digunakan multi
metode.
Dari
metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat pembelajaran berlangsung.
B. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi
1. Metode dalam Pembelajaran Biologi
Metode
dibedakan dari pendekatan. Metode lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan,
sedangkan pendekatan ditekankan pada perencanaannya. Ada lima hal yang perlu
diperhatikan guru dalam memilih suatu metode mengajar yaitu :
1)
Kemampuan guru dalam menggunakan
metode.
2)
Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
3)
Bahan pengajaran yang perlu
dipelajari siswa.
4)
Perbedaan individual dalam
memanfaatkan inderanya.
5)
Sarana dan prasarana yang ada di
sekolah.
Beberapa
metode yang sering digunakan dalam pembelajaran biologi adalah :
a. Metode ceramah
Metode
ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu
khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang
menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya
diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi
penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa
terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping
menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya
jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan
pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir.
Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok
pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada
berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan
apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan
dibahas.
c. Metode diskusi
Metode
diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi
terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat.
Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan
menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai
dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka
akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
d. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu
proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang
diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok
kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi
Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah
terlibat dalam kerja kelompok.
Peran guru sebagi fasilitator,
moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk
mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
e. Metode belajar kooperatif
Dalam metode
ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok
ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif
model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk
disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
f. Metode demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan
alat-alat bantu pengajaran seperti benda- benda miniatur, gambar, perangkat
alat-alat laboratorium dan lain- lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang
paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi
proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan
objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain -lain peragaan
konsep serta fakta yang memungkinkan.
g. Metode ekspositori atau pameran
Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
h. Metode karyawisata/widyamisata
Metode
karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari
materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas
dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan
persiapan yang tidak sebentar.
i. Metode penugasan
Metode ini
berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih
banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan
mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi
mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri. Metode Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan
siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan
dapat pula berbeda.
Agar pemberian tugas dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa
dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, 2) hasil dari kegiatan ini dapat
ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi
oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3)
di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.
Percobaan dapat dilakukan melalui
kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna
percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan
demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.
j. Metode eksperimen
Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan
melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada
hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan
sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
k. Metode bermain peran
Pembelajaran
dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah
berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu
konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga
akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu
lama.
2. Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi
Beberapa
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi adalah pendekatan konsep,
pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan inkuiri,
pendekatan penemuan, pendekatan interaktif, pendekatan pemecahan masalah,
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, dan pendekatan terpadu. Untuk
merealisasikan suatu pendekatan dalam mencapai tujuan dapat digunakan beberapa
metode antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
demonstrasi, metode ekspositori, metode karyawisata, metode penugasan, metode
eksperimen, metode belajar kooperatif, dan metode bermain peran.
a. Pendekatan Konstruktivisme
Sebagai salah satu
falsafah pembelajaran, konstruktivisme ini boleh dikesan balik
sekurang-kurangnya kepada abad ke-18 dengan hasil kerja oleh seorang ahli
falsafah Neopolitan yang bernama Giambattista Vico yang menyatakan bahwa
manusia hanya akan memahami dengan jelas apa yang mereka pelajari atau alami
sekiranya mereka membina sendiri makna bagi kegiatan yang mereka lakukan.
Banyak lagi ahli-ahli falsafah, terutamanya ahli psikologi yang menerokai
falsafah beliau, tetapi orang pertama yang bertanggungjawab memberi nyawa
kepada fahaman ini adalah Jean Piaget dan John Dewey. Fahaman ini telah dibaham
oleh fahaman yang berteraskan kepada tingkah laku buat sekian lama kerana dunia
pada itu, malah hingga ke hari untuk disetengah negeri lebih memihak kepada
fahaman ahli psikologi tingkah laku karena hasil kajian mereka ini bersifat
zahir dan boleh dibuktikan berbanding hasil yang dibawa ke hadapan oleh ahli
psikologi perkembangan yang banyak menggunakan unsur-unsur abstrak dan logis
sahaja. Namun kini, dunia sudah mula menerima ideologi berteraskan perkembangan
sebagai satu ideologi bagi menampung kegagalan ideologi berteraskan tingkah
laku.
Konstruktivisme ini
merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan dibina
dalam manusia. Mengikut fahaman konstruktivime, ilmu pemgetahuan tidak boleh
dipindahkan atau diturunkan daripada seorang guru kepada seorang pelajar.
Penurunan ilmu ini malah bukanlah bersifat genetik dimana anak seorang guru
tidak semestinya mempunyai pengetahuan ibunya. Ahli psikologi konstruktivisme
percaya bahwa pembelajaran adalah hasil daripada usaha pelajar itu sendiri.
Guru tidak boleh belajar untuk belajar. Pelajar hanya akan mengalami
pembelajaran apabila mereka membina pemahaman sendiri. Maka pembelajaran adalah
satu proses pembinaan makna oleh individu.
Di dalam melaksanakan
pengajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme ini, aktifitas pembelajaran
yang dialami oleh pelajar hendaklah satu aktifitas pembelajaran yang
menggalakkan pelajar mencari makna kepada apa yang mereka pelajari. Untuk
mencari makna tersebut, pelajar perlu memahami sesuatu konsep secara
keseluruhan maupun secara bagian-bagian kecil. Ini adalah kerana otak kita
berfikir secara serentak, yaitu secara keseluruhan dan secara bagian kecil.
Sesuai dengan keinginan kita untuk melihat pelajar kita menggunakan fikiran
mereka untuk menjelaskan suatu makna, maka wajarlah bagi seorang guru untuk
memberi tumpuan kepada proses pemahaman yang dialami oleh pelajar. Guru perlu
mengetahui bagaimana pelajar mereka berfikir. Guru perlu ambil tahu mengapa
pelajar mereka membuat suatu anggapan. Guru perlu menyelami segala apa yang
berlaku di dalam diri pelajar untuk mengetahui sejauh mana pelajar itu
mengalami pembelajaran. Ini akan menjadikan pengajaran guru tersebut menjadi
satu pengajaran yang berpandukan maklum balas yang diperoleh daripada
pelajarnya.
Di dalam usaha untuk
menggalakkan pelajar menggunakan pemikiran asas tinggi, pelajar perlu
dilibatkan dengan aktifitas-aktifitas yang mendorong mereka untuk membuat
analisa, menginterpretasi, dan membuat ramalan. Usaha ini sudah diperkenalkan
kepada guru-guru sains yang baru meninggalkan perguruan masing-masing, di mana
telah dibedakan kepada konstruktivisme lima fase. Selain dari itu juga, guru
perlu menggunakan soal-soal untuk pencapaian (open-ended) di mana suatu
persoalan akan membawa kepada persoalan yang lain. Soal ini akan membangkitkan
proses belajar berfikir mencari makna suatu ungkapan. Untuk itu, seharusnya
pelajar digalakkan untuk belajar melalui perbincangan kumpulan karena dengan
latar balakang pelajar yang berlainan dan kecenderungan pelajar yang berbeda,
sudah tentu hanya akan memberi lebih perencah kepada seseorang individu.
Implikasi pendekatan
konstruktivisme ini terhadap karir keguruan boleh dilihat dengan jelas melalui
peranan baru yang bakal disandang oleh guru matematik dalam mengharungi arus
peredaran zaman. Oleh karena unsur yang paling penting dalam pendekatan ini
adalah pelajar diberi peluang untuk membina makna dengan sendiri, maka peranan
guru adalah untuk mencapai perkara tersebut sebagai akhir pengajaran mereka
terhadap suatu topik. Di antara peranan guru tersebut adalah menyediakan
situasi yang menggalakkan aktifitas matematik. Situasi di sini termasuk dengan
penggunaan bahan-bahan pengajaran konkrit dan juga setara konkrit. Tidak
dinafikan bahan-bahan abstrak juga akan digunakan apabila pelajar sudah
mempunyai tanggapan mental yang kukuh berkenaan dengan konsep. Untuk melakukan
ini, guru hendaklah menggunakan pengetahuan sedia ada pelajar sebagai salah satu
langkah awal untuk menyediakan mental pelajar bahwa apa yang mereka pelajari
adalah berguna dan saling terkait di antara satu sama lain. Di samping itu
juga, guru perlu menyediakan berbagai wacana untuk mewakili suatu konsep.
Di
samping itu, guru perlu melihat perilaku pelajar sebagai satu hasil pemikiran.
Walaupun pelajar telah membina satu konsep yang goyah, namun hanya menunjukkan
hasil pemikiran mereka. Hanya merupakan pemahaman pelajar pada masa tersebut.
Justru itu, guru perlulah memberi peluang kepada pelajar untuk memperbaiki
makna yang telah mereka capai dengan soal-soal yang mencapai, atau dengan
menyediakan bahan-bahan konkrit yang lebih berguna dan bermakna dalam
menyampaikan suatu konsep. Guru perlu memberi peluang sepenuhnya untuk belajar
ini berbincang. Guru perlu sadar bahwa pembelajaran yang berkesan berlaku
semasa berlakunya konflik, kekeliruan, kekaguman, dan semasa interaksi.
Pengajaran yang mengambil masa yang panjang juga akan memberi peluang kepada
pelajar untuk menghasilkan suatu pembelajaran yang berguna dan berkesan.
Strategi-strategi ini menjurus kepada pengajaran untuk kefahaman. Maksud
pengajaran untuk kefahaman adalah seperti yang tertera di bawah ini:
a)
Pengetahuan
dibina oleh pelajar sendiri. Hanya tidak boleh dipindahkan dari seorang guru
kepada seorang pelajar ibarat menuang pengetahuan ke dalam tin kosong yang
terdapat di kepala pelajar.
b)
Pengetahuan
adalah berangkai-rangkai dan dibina daripada ide yang mantap. Ide mantap yang
terdahulu sama ada yang diperoleh di luar atau di dalam kelas akan menjadi
pengetahuan sedia ada yang perlu guru terapkan di dalam aktifitas seterusnya
agar pelajar boleh membuat hubungan kaitan pengetahuan sedia ada mereka untuk
mencapai suatu hubungan kaitan yang baru ataupaun suatu hubungan kaitan yang
lebih mantap.
c)
Pengetahuan
sedia ada pelajar adalah sangat berguna. Hanya sangat mempengaruhi bagaimana
pelajar mengintegrasikan pengetahuan baru mereka.
d)
Penstrukturan
semula pengetahuan dan pengubahan kesesuaian konsep adalah penting.
e)
Pembelajaran
dibina melalui interaksi sosial.
f)
Pembelajaran
dibina melalui penglibatan dalam tugas-tugas.
g)
Pengurusan
pembelajaran menjadi tanggung jawab pelajar.
b. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Contextual Teaching and
Learning atau sering disingkat dengan CTL adalah pendekatan pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan materi yang dibelajarkan dengan situasi dunia nyata
dan mendorong siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri kemudian
menghubungkannya dengan kehidupan keseharian mereka. Proses pembelajarannya
berlangsung alamiah dlm bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Komponen
utama pembelajaran Contekxtual Teaching and Learning adalah:
a)
Konstruktivisme.
b)
Bertanya.
c)
Menemukan
atau inquiry.
d)
Masyarakat
belajar.
e)
Permodelan.
f)
Penilaian
authentic.
Ciri-ciri kelas yang
menggunakan pendekatan CTL, salah satunya adalah adanya pemajangan hasil
kinerja siswa yang terpampang di dinding kelas. Kunci dan strategi
membelajarkan CTL adalah:
a)
Relating, yaitu belajar dikaitkan
dengan konteks kehidupan nyata.
b)
Experiencing, belajar ditekankan
kepada penggalian, penemuan, dan penciptaan.
c)
Applying, belajar bilamana
dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya.
d)
Cooperating, belajar melalui
komunikasi inter atau antar personal.
e)
Transfering, belajar melalui pemanfaatan
pengetahuan di dalam situasi konteks baru.
c. Pendekatan Deduktif dan Induktif
1) Pendekatan deduktif
Ditraktifkan sebagai
suatu pendekatan mengajar yang bermula daripada suatu atau beberapa rumus,
prinsip, hukum, teorema, atau peraturan diikuti dengan aplikasinya ke atas
contoh-contoh yang dikhususkan. Pendekatan ini juga digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan atau generalisasi yang baru daripada rumus, prinsip, hukum, atau
teorema yang diketahui.
Kaidah deduktif
berlandaskan pendekatannya merupakan kaidah mengajar yang kompleks karena ia
memerlukan murid-murid memperolehi kefahaman yang komprehensif dan pengatahuan
yang lengkap serta berupaya memilih rumus, prinsip, hukum, teorema, atau
peraturan yang telah dipelajari dengan tepat untuk diaplikasikannya dalam
contoh-contoh yang khusus.
Jenis-jenis
pendekatan deduktif , yaitu:
(a)
Untuk
penyelesaian masalah, Pendekatan deduktif banyak digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Contohnya, setelah murid mempelajari imbuhan ber- mereka disuruh
membuat beberapa kalimat dengan menggunakan imbuhan ber-.
(b)
Untuk
membuat generalisasi, Boleh digunakan untuk membuat generalisasi baru.
Contohnya, setelah murid mempelajari rumus luas segiempat tepat, mereka
dibimbing menggunakan rumus itu untuk mendapat rumus luas segitiga bersudut
tegak.
(c)
Untuk
membukti hipotesis, Boleh digunakan untuk membuat hipotesis melalui prinsip
atau hukum yang telah dipelajari. Contohnya, setelah murid mempelajari teorema
sudut-sudut bersebelahan atas garis lurus mereka dibimbing menggunakan teorema
ini untuk membuktikan hasil tambah sudut dalam sebuah segitiga.
Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pengajaran secara deduktif :
(a)
Pada
peringkat permulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih dahulu.
(b)
Murid-murid
harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorema, atau
teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang telah
dibedakan.
(c)
3.Generalisasi,
prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan
hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.
(d)
Penggunaan
pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti prosedur dengan tepat.
(e)
Proses
menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak terhadap kepada
menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum, atau teori yang telah
dipelajari.
(f)
Guru
sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menguraikan
cara membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid aktifitas tanya jawab
sehingga mereka menjalankan aktifitas penyelesaian masalah sendiri.
2) Pendekatan induktif
Pendekatan induktif
melibatkan aktifitas mengumpulkan dan menafsirkan maklumat-maklumat, kemudian
membuat generalisasi atau kesimpulannya. Pada permulaan pengajaran, guru akan
memberikan beberapa contoh yang khusus tetapi mengandungi suatu prinsip yang
sama. Berdasarkan pada contoh-contoh yang diberikan, murid dibimbing memikir,
mengkaji, mengenal pasti, dan menafsir maklumat yang terkandung dalam
contoh-contoh khusus itu, kemudian membuat generalisasi atau kesimpulan yang berkenaan.
Kaidah induktif yang
berlandaskan pendekatannya, merupakan salah satu kaidah mengajar yang sesuai
digunakan dalam pengajaran berbagai-bagai mata pelajaran, khususnya matematik,
sains, dan bahasa.
Jenis
pendekatan induktif, yaitu:
(a)
Membentuk
satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu. Misalnya, mencari sisi
segitiga yang sama dari berbagai segitiga.
(b)
Membentuk
satu prinsip daripada uji kaji tertentu. Misalnya, mendapat prinsip gravitasi
daripada uji kaji benda-benda dijatuhkan dari atas ke bawah.
(c)
Membentuk
satu hukum daripada pernyataan-pernyataan tertentu. Misalnya, mendapat hukum
tata bahasa daripada membuat analisa terhadap struktur bahasa.
(d)
Mendapat
satu teori daripada satu urutan pemikiran. Misalnya, memperhatikan tingkah laku
manusia untuk mendapatkan satu teori pembelajaran.
Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pengajaran secara induktif:
(a)
Sebelum
melakukan aktifitas pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus
menyediakan contoh-contoh yang sesuai, yaitu yang boleh digunakan oleh murid
membuat generalisasi. Di samping itu, soal-soal haruslah disediakan untuk
membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.
(b)
Guru
tidak harus memberi keterangan atau menguraikan isi pelajaran yang berkaitan
dengan kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktifitas soal jawab
untuk mendapat kesimpulan diri sendiri.
(c)
Jenis
contoh khusus yang diberikan haruslah diperbagaikan, tetapi mengandung ciri
yang sama serta mudah untuk membolehkan murid mengenal pasti.
(d)
Contoh-contoh
khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.
(e)
Setelah
contoh-contoh khusus yang dikemukan oleh guru, murid-murid juga digalakkan
memberi contoh-contoh yang serupa.
(f)
Alat
bantu mengajar harus disedikan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan yang
berkenaan.
(g)
Kaidah
ini haruslah mengikut urutan yang tepat, yaitu daripada contoh-contoh spesifik
kepada umum.
d. Pendekatan Konsep dan Proses
a)
Pendekatan
konsep
Terlebih dahulu harus
kita ingat bahwa istilah concept (konsep) mempunyai beberapa arti. Namun dalam
hal ini kita khususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan kegiatan
belajar-mengajar. Suatu saat seseorang dapat belajar mengenal kesimpulan
benda-benda dengan jalan membedakannya satu sama lain. Jalan lain yang dapat
ditempuh adalah memasukkan suatu benda ke dalam suatu kelompok tertentu dan
mengemukakan beberapa contoh dan kelompok itu yang dinyatakan sebagai jenis
kelompok tersebut. Jalan yang kedua inilah yang memungkinkan seseorang mengenal
suatu benda atau peristiwa sebagai suatu anggota kelompok tertentu, akibat dan
suatu hasil belajar yana dinamakan konsep.
Kita
harus memperhatikan pengertian yang paling mendasar dari istilah konsep, yang
ditunjukkan melalui tingkah laku individu dalam mengemukakan sifat-sifat suatu
obyek seperti: bundar, merah, halus, rangkap, atau obyek-obyek yang kita kenal
seperti rambut, kucing, pohon dan rumah. Semuanya itu menunjukkan pada suatu
konsep yang nyata (concrete concept). Gagne mengatakan bahwa selain konsep
konkret yang bisa kita pelajari melalui pengamatan, mungkin juga ditunjukkan melalui
definisi atau batasan, karena merupakan sesuatu yang abstrak. Misalnya: iklim,
massa, bahasa atau konsep matematis. Bila seseorang telah mengenal suatu
konsep, maka konsep yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan untuk
mengorganisasikan gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan. Proses
menghubung-hubungkan dan mengorganisasikan konsep yang satu dengan yang lain
dilakukan melalui kemampuan kognitif.
b)
Pendekatan
proses
Pada pendekatan proses, tujuan
utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan
proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan
sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode dalam pembelajaran biologi diantaranya: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, tutorial, belajar kooperatif, eksperimen, karyawisata, ekspositoris, penugasan, dan bermain peran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan dalam pembelajaran Biologi diantaranya: Pendekatan Kontruktivisme, Contextual Teaching Learning, Induktif deduktif, dan Konsep Proses.
Hubungan keduanya, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca diharapkan mengambil manfaat dan pelajaran dari Pemahaman tentang bagaimana Pembelajaran dalam Biologi yaitu tentang metode apa yang akan kita pakai dalam mengajar Biologi serta pendekatan apa yang kita gunakan dalam mengajar. Karena kelak kita akan menjadi seorang tenaga pengajar atau Guru, maka pembelajaran pun sangat penting bagi kita. Orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu, sedangkan orang yang terus balajar adalah pemilik masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Dan
Praktek Penegembangan Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.
http://wawan-satu.blogspot.com/2009/11/metode-dalam-kegiatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar